Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan yang dinantikan oleh seluruh umat Islam, karena banyak sekali keutamaan dan keistimewaan di bulan ini. Setiap muslim pasti sangat berharap bisa bertemu dengannya karena keutamaannya yang banyak sekali, diantaranya:
1.Bulan Diwajibkannya Puasa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ
“Bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi telah datang kepada kalian. Di bulan itu Allah mewajibkan puasa kepada kalian.” [Shahih An Nasaa-i, no. 2105]
2.Bulan Yang Penuh Berkah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ فِيْهِ لَيْلَةٌ هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi telah datang kepada kalian. Di bulan itu Allah mewajibkan puasa kepada kalian.. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan setan-setan durhaka dibelenggu. Di bulan itu terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa dihalangi mendapatkan kebaikannya, maka ia telah terluput.” [Shahih An Nasaa-i, no. 2105]
3.Pintu-pintu Surga Dibuka dan Pintu-pintu Neraka Ditutup
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ – وَفِيْ رِوَايَةٍ : أَبْوَابُ الْجَنَّةِ – وَفِيْ رِوَايَةٍ: أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ “
Apabila masuk Bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu langit –dalam satu riwayat dikatakan: ‘Pintu Surga’. Dan dalam riwayat lainnya: ‘Pintu-pintu rahmat’. – Dan ditutup Pintu-pintu Jahannam dan para setan dibelenggu.” [HR. Al Bukhari, no.1899 dan Muslim, no. 1079]
4.Bulan Diturunkan Al Qur-an
Allah berfirman, “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” [QS. Al Baqarah: 185]
5.Bulan Pembebasan dari Api Neraka
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ : يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَللَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُل لَيْلة
“Bila malam pertama bulan Ramadhan telah tiba, maka seluruh setan dan jin gentayangan dibelenggu. Seluruh pintu neraka ditutup dan tidak ada satupun yang terbuka. Sebaliknya, seluruh pintu surga dibuka dan tidak ada satupun yang tertutup. Dan seseorang akan menyeru, ‘Wahai para pencari kebaikan bergegaslah dan wahai pencari kejelekan berhentilah!. Dan pada setiap malam Allah membebaskan sebagian hambanya dari siksa neraka” [Shohih Ibnu Majah, no. 1339]
6.Di Dalamnya Terdapat Malam ‘Lailatul Qadar’ Diantara keistimewaan Bulan Ramadhan adalah karena di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu malam, yaitu Malam Lailatul Qadar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِيْ سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِيْ خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah (Lailatul Qadr) pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, pada sembilan malam tersisa, pada tujuh malam tersisa, pada lima malam tersisa!” [HR. Al Bukhari, no. 2021]
Jika kita memahami keistimewaan bulan Ramadhan seharusnya yang kita lakukan adalah mengoptimalkan amal dan ibadah kita untuk meraih semua kenikmatan. Pahala dan keistimewaan yang telah ditawarkan oleh Allah SWT. Namun seiring dengan perkembangan zaman banyak sekali fenomena yang terjadi di bulan Ramadhan ini. Dan yang paling “trend”, paling “kekinian” adalah fenomena “Buka Bersama alias BUKBER”.
Bukber seakan menjadi sebuah prestise tentang “kekinian” yang seakan dibungkus dengan sebuah motif yang sangat baik yaitu memanfaatkan Ramadhan menjadi sebuah kesempatan untuk saling bersilaturahim dengan teman, komunitas sosial, komunitas kantor, kerabat yang lama tak bersua. Bahkan hampir tiap akhir pekan di bulan Ramadhan jadwal Bukber sudah sangat penuh. Bukber teman kantor, Bukber teman SD, Bukber teman SMP, Bukber bersama teman SMA, Bukber teman pengajian.
Bukber menjadi sebuah ajang yang menaikkan gengsi suatu komunitas dengan menyelenggarakannya di hotel ataupun resto mewah. Apalagi mereka yang hobi tergabung dalam komunitas tertentu. Biasanya mereka pun memiliki acara BukBer yang tak kalah hebohnya dengan grup-grup lainnya dan pastinya mereka akan men”share” ke media soaial.
Bukber harusnya bisa menjadi momen yang menyenangkan manakala kita menikmati buka puasa tersebut dengan tetap menjalankan kewajiban kita kepadaNYA. BukBer itu sendiri hakikatnya adalah mensyukuri rizki yang telah Allah berikan kepada kita sehingga kita masih bisa menikmati hidangan buka puasa serta menjalin tali silaturahim yang tentunya memiliki pahala tersendiri bagi kita.
Namun sebagai muslim/muslimah kegiatan serupa ini perlu dicernai dan diwaspadai. Kenapa? Karena bisa jadi “Bukber” yang tujuan utamanya untuk ajang menjalin silahturahim antar teman, kerabat atau kolega akhirnya menjadi sesuatu yang mudharat bahkan berdosa. Jika dengan terselenggaranya Bukber membuat kita melalaikan kewajiban kita seperti sholat Maghrib, Isya dan kehilangan kesempatan tarawih yang hanya kita dapat setahun sekali.
Secara pribadi aku memang kurang begitu antusias bila diundang untuk acara buka puasa bersama. Banyak alasan keberatan dalam diriku. Pertama, mau pergi ke lokasi itu sendiri sangat ribet. Harus berkendara menjelang maghrib yang notabene jalanan macet padat, karena begitu banyak manusia yang justru pergi keluar rumah menjelang bedug maghrib itu, entah untuk buka puasa bersama teman/group di hotel, cafe, resto, mall, atau sekedar jalan-jalan sore “ngabuburit”.
Aku pernah mengalami hal ini ketika diundang buka bersama teman alumni SMP beberapa tahun yang lalu. Niatnya buka bersama eh ujung-ujungnya malah telat sampe ke lokasi karena saat adzan maghrib aku masih dijalan. Buka puasa terlambat dan sholat Maghribpun telat.
Kedua, saat buka bersama seringkali membuat sholat maghrib menjadi sekadarnya. Itupun apabila lokasi buka bersama menyediakan mushollah, bila tidak maka sholat maghrib menjadi wassalam alias lewat. Alangkah sayangnya karena sehabis maghrib banyak amalan yang dapat dilakukan seperti berdoa, berdzikir dan mengejar target bacaan Al-Qur’an agar bisa khatam menjadi hilang.
Ketiga, jelas sekali apabila sholat maghrib saja sekedarnya atau bahkan terlewat maka sholat Isya’ juga sekedarnya dan tarawih bisa bablas. Memang sholat Isya’ dan taraweh bisa dikerjakan nanti dirumah, tetapi karena sudah terlalu capek pasti akan menjadi sekedarnya saja pula, disamping itu target bacaan Al – Qur’an pun kurang juga.
Mengapa esensi ibadah puasa yang kita jalani selama Ramadhan dengan penuh tawadhu untuk meraih pahala dan catatan amal yang telah dilipatgandakan oleh Allah harus dinodai dengan kealfaan kita karena terbuai dengan suasana kemeriahan Bukber? Apalah artinya Bukber dengan aneka makanan yang nikmat dan tempat acara BukBer yang mewah bila kita meninggalkan sholat?
Tapi tidak semua acara Bukber mempunyai tema seperti di atas, ada juga Bukber yang isi acaranya sangat baik dan jelas. Misalnya beberapa jam sebelum adzan Maghrib diawali dengan pembacaan Al-Qur’an, Kultum, buka puasa, sholat Maghrib berjamaah, makan malam, sholat Isya’ dan tarawih berjamaah lalu pulang. Jika acara Bukber dengan schedule seperti ini so pasti aku mau datang.
Berangkat dari pengalamanku yang pernah menghadiri undangan Bukber ada beberapa saran yang aku berikan untuk penyelenggara Bukber. Bagi para panitia dan peserta acara Bukber, alangkah indahnya jika niat bersilaturahmi ini tidak melupakan hal-hal yang mungkin terdengar sepele namun sangat penting agar kita tak tidak meninggalkan ibadah yang sesungguhnya:
1. Pilihlah tempat acara Bukber yang menyediakan tempat sholat yang memadai.
Ada banyak tempat makan atau restoran yang menyediakan musholla atau tempat khusus agar pengunjung bisa mengerjakan sholat. Perhatikan pula kebersihan tempat sholat serta atribut sholatnya seperti sajadah dan mukenah.
2. Tulis schedule yang jelas dengan mencantumkan sholat Maghrib berjamaah, atau jika acaranya sampai malam schedulekan pula untuk sholat Isya dan taraweh berjamaah.
3. Saling mengingatkan teman untuk menunaikan sholat.
Menikmati kebersamaan saat berbuka puasa dengan sahabat atau handai tolan memang tak ada salahnya. Namun alangkah indahnya bila kebersamaan tersebut dihiasi dengan itikad saling mengingatkan satu sama lain untuk menjalankan sholat maghrib agar tidak tertinggal waktu sholat. Selain keakraban terjalin, tentulah pahala yang besar akan kita dapatkan.
Tulisan ini tidak bermaksud menggurui atau menyinggung siapapun, namun lebih ke arah pengingat untuk diri pribadi untuk lebih waspada terhadap fenomena yang menggugurkan pahala yang bisa diraih sebagai bekal pulang ke kampung akhirat. Manfaatkanlah Ramadhan ini semaksimal mungkin untuk terus melakukan ibadah dan amal kebaikan untuk meraih ridho Allah. . Kita takkan pernah tahu apakah kita akan berjumpa dengan Ramadhan di tahun depan?
Segala perbuatan baik belum tentu bisa menjadi baik, kadang perbuatan baik yang tadinya harus menjadi pahala malah bisa mengakibatkan dosa dan diharamkan, perkara apakah itu?? yaitu perkara berlebihan dan lalai. Bagi diriku tidak semua undangan/ajakan bukber harus dipenuhi. Terutama bila acara Bukber tersebut tidak memiliki schedule yang jelas bahkan di tempat-tempat yang sangat minim sekali kemungkinan untuk melakukan sholat Maghrib secara baik. Wallahu a’lam bishowaf.
No comments:
Post a Comment