Tuesday, May 29, 2018

FENOMENA BUKA BERSAMA DI BULAN RAMADHAN

Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan yang dinantikan oleh seluruh umat Islam, karena banyak sekali keutamaan dan keistimewaan di bulan ini. Setiap muslim pasti sangat berharap bisa bertemu dengannya karena keutamaannya yang banyak sekali, diantaranya: 

1.Bulan Diwajibkannya Puasa 
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ 
“Bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi telah datang kepada kalian. Di bulan itu Allah mewajibkan puasa kepada kalian.” [Shahih An Nasaa-i, no. 2105] 

2.Bulan Yang Penuh Berkah 
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ فِيْهِ لَيْلَةٌ هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ 
“Bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi telah datang kepada kalian. Di bulan itu Allah mewajibkan puasa kepada kalian.. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan setan-setan durhaka dibelenggu. Di bulan itu terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa dihalangi mendapatkan kebaikannya, maka ia telah terluput.” [Shahih An Nasaa-i, no. 2105] 

3.Pintu-pintu Surga Dibuka dan Pintu-pintu Neraka Ditutup 
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ – وَفِيْ رِوَايَةٍ : أَبْوَابُ الْجَنَّةِ – وَفِيْ رِوَايَةٍ: أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ “ 
Apabila masuk Bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu langit –dalam satu riwayat dikatakan: ‘Pintu Surga’. Dan dalam riwayat lainnya: ‘Pintu-pintu rahmat’. – Dan ditutup Pintu-pintu Jahannam dan para setan dibelenggu.” [HR. Al Bukhari, no.1899 dan Muslim, no. 1079] 

4.Bulan Diturunkan Al Qur-an 
Allah berfirman, “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” [QS. Al Baqarah: 185] 

5.Bulan Pembebasan dari Api Neraka 

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ : يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَللَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُل لَيْلة 
“Bila malam pertama bulan Ramadhan telah tiba, maka seluruh setan dan jin gentayangan dibelenggu. Seluruh pintu neraka ditutup dan tidak ada satupun yang terbuka. Sebaliknya, seluruh pintu surga dibuka dan tidak ada satupun yang tertutup. Dan seseorang akan menyeru, ‘Wahai para pencari kebaikan bergegaslah dan wahai pencari kejelekan berhentilah!. Dan pada setiap malam Allah membebaskan sebagian hambanya dari siksa neraka” [Shohih Ibnu Majah, no. 1339] 

6.Di Dalamnya Terdapat Malam ‘Lailatul Qadar’ Diantara keistimewaan Bulan Ramadhan adalah karena di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu malam, yaitu Malam Lailatul Qadar. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِيْ سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِيْ خَامِسَةٍ تَبْقَى 
“Carilah (Lailatul Qadr) pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, pada sembilan malam tersisa, pada tujuh malam tersisa, pada lima malam tersisa!” [HR. Al Bukhari, no. 2021] 

Jika kita memahami keistimewaan bulan Ramadhan seharusnya yang kita lakukan adalah mengoptimalkan amal dan ibadah kita untuk meraih semua kenikmatan. Pahala dan keistimewaan yang telah ditawarkan oleh Allah SWT. Namun seiring dengan perkembangan zaman banyak sekali fenomena yang terjadi di bulan Ramadhan ini. Dan yang paling “trend”, paling “kekinian” adalah fenomena “Buka Bersama alias BUKBER”. 

Bukber seakan menjadi sebuah prestise tentang “kekinian” yang seakan dibungkus dengan sebuah motif yang sangat baik yaitu memanfaatkan Ramadhan menjadi sebuah kesempatan untuk saling bersilaturahim dengan teman, komunitas sosial, komunitas kantor, kerabat yang lama tak bersua. Bahkan hampir tiap akhir pekan di bulan Ramadhan jadwal Bukber sudah sangat penuh. Bukber teman kantor, Bukber teman SD, Bukber teman SMP, Bukber bersama teman SMA, Bukber teman pengajian. 

Bukber menjadi sebuah ajang yang menaikkan gengsi suatu komunitas dengan menyelenggarakannya di hotel ataupun resto mewah. Apalagi mereka yang hobi tergabung dalam komunitas tertentu. Biasanya mereka pun memiliki acara BukBer yang tak kalah hebohnya dengan grup-grup lainnya dan pastinya mereka akan men”share” ke media soaial. 

Bukber harusnya bisa menjadi momen yang menyenangkan manakala kita menikmati buka puasa tersebut dengan tetap menjalankan kewajiban kita kepadaNYA. BukBer itu sendiri hakikatnya adalah mensyukuri rizki yang telah Allah berikan kepada kita sehingga kita masih bisa menikmati hidangan buka puasa serta menjalin tali silaturahim yang tentunya memiliki pahala tersendiri bagi kita.

Namun sebagai muslim/muslimah kegiatan serupa ini perlu dicernai dan diwaspadai. Kenapa? Karena bisa jadi “Bukber” yang tujuan utamanya untuk ajang menjalin silahturahim antar teman, kerabat atau kolega akhirnya menjadi sesuatu yang mudharat bahkan berdosa. Jika dengan terselenggaranya Bukber membuat kita melalaikan kewajiban kita seperti sholat Maghrib, Isya dan kehilangan kesempatan tarawih yang hanya kita dapat setahun sekali. 

Secara pribadi aku memang kurang begitu antusias bila diundang untuk acara buka puasa bersama. Banyak alasan keberatan dalam diriku. Pertama, mau pergi ke lokasi itu sendiri sangat ribet. Harus berkendara menjelang maghrib yang notabene jalanan macet padat, karena begitu banyak manusia yang justru pergi keluar rumah menjelang bedug maghrib itu, entah untuk buka puasa bersama teman/group di hotel, cafe, resto, mall, atau sekedar jalan-jalan sore “ngabuburit”. 

Aku pernah mengalami hal ini ketika diundang buka bersama teman alumni SMP beberapa tahun yang lalu. Niatnya buka bersama eh ujung-ujungnya malah telat sampe ke lokasi karena saat adzan maghrib aku masih dijalan. Buka puasa terlambat dan sholat Maghribpun telat. 

Kedua, saat buka bersama seringkali membuat sholat maghrib menjadi sekadarnya. Itupun apabila lokasi buka bersama menyediakan mushollah, bila tidak maka sholat maghrib menjadi wassalam alias lewat. Alangkah sayangnya karena sehabis maghrib banyak amalan yang dapat dilakukan seperti berdoa, berdzikir dan mengejar target bacaan Al-Qur’an agar bisa khatam menjadi hilang. 

Ketiga, jelas sekali apabila sholat maghrib saja sekedarnya atau bahkan terlewat maka sholat Isya’ juga sekedarnya dan tarawih bisa bablas. Memang sholat Isya’ dan taraweh bisa dikerjakan nanti dirumah, tetapi karena sudah terlalu capek pasti akan menjadi sekedarnya saja pula, disamping itu target bacaan Al – Qur’an pun kurang juga. 

Mengapa esensi ibadah puasa yang kita jalani selama Ramadhan dengan penuh tawadhu untuk meraih pahala dan catatan amal yang telah dilipatgandakan oleh Allah harus dinodai dengan kealfaan kita karena terbuai dengan suasana kemeriahan Bukber? Apalah artinya Bukber dengan aneka makanan yang nikmat dan tempat acara BukBer yang mewah bila kita meninggalkan sholat? 

Tapi tidak semua acara Bukber mempunyai tema seperti di atas, ada juga Bukber yang isi acaranya sangat baik dan jelas. Misalnya beberapa jam sebelum adzan Maghrib diawali dengan pembacaan Al-Qur’an, Kultum, buka puasa, sholat Maghrib berjamaah, makan malam, sholat Isya’ dan tarawih berjamaah lalu pulang. Jika acara Bukber dengan schedule seperti ini so pasti aku mau datang. 

Berangkat dari pengalamanku yang pernah menghadiri undangan Bukber ada beberapa saran yang aku berikan untuk penyelenggara Bukber. Bagi para panitia dan peserta acara Bukber, alangkah indahnya jika niat bersilaturahmi ini tidak melupakan hal-hal yang mungkin terdengar sepele namun sangat penting agar kita tak tidak meninggalkan ibadah yang sesungguhnya: 

1. Pilihlah tempat acara Bukber yang menyediakan tempat sholat yang memadai. 
Ada banyak tempat makan atau restoran yang menyediakan musholla atau tempat khusus agar pengunjung bisa mengerjakan sholat. Perhatikan pula kebersihan tempat sholat serta atribut sholatnya seperti sajadah dan mukenah. 

2. Tulis schedule yang jelas dengan mencantumkan sholat Maghrib berjamaah, atau jika acaranya sampai malam schedulekan pula untuk sholat Isya dan taraweh berjamaah. 

3. Saling mengingatkan teman untuk menunaikan sholat. 

Menikmati kebersamaan saat berbuka puasa dengan sahabat atau handai tolan memang tak ada salahnya. Namun alangkah indahnya bila kebersamaan tersebut dihiasi dengan itikad saling mengingatkan satu sama lain untuk menjalankan sholat maghrib agar tidak tertinggal waktu sholat. Selain keakraban terjalin, tentulah pahala yang besar akan kita dapatkan. 

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui atau menyinggung siapapun, namun lebih ke arah pengingat untuk diri pribadi untuk lebih waspada terhadap fenomena yang menggugurkan pahala yang bisa diraih sebagai bekal pulang ke kampung akhirat. Manfaatkanlah Ramadhan ini semaksimal mungkin untuk terus melakukan ibadah dan amal kebaikan untuk meraih ridho Allah. . Kita takkan pernah tahu apakah kita akan berjumpa dengan Ramadhan di tahun depan? 

Segala perbuatan baik belum tentu bisa menjadi baik, kadang perbuatan baik yang tadinya harus menjadi pahala malah bisa mengakibatkan dosa dan diharamkan, perkara apakah itu?? yaitu perkara berlebihan dan lalai. Bagi diriku tidak semua undangan/ajakan bukber harus dipenuhi. Terutama bila acara Bukber tersebut tidak memiliki schedule yang jelas bahkan di tempat-tempat yang sangat minim sekali kemungkinan untuk melakukan sholat Maghrib secara baik. Wallahu a’lam bishowaf.




Monday, May 21, 2018

MENJAGA HATI

Beberapa hari lalu aku sempat menyimak ceramah Aa Gym di I News TV. Tak terasa air mataku menetes. Aku sadar, aku takut karena aku belumlah cukup bekal untuk kembali. Hatiku masih belum bersih, belum ikhlas. Aku tak tahu apakah amalanku akan diterima dan dicatat sebagai bekal akhiratku,aku sangat takut dan khawatir jangan-jangan apa yang aku lakukan selama ini masih belum bersih, masih ada pamrih, masih ada niat untuk dianggap baik. Ya Allah.... 

Sebagai salah satu contoh saja, aku masih sering sangat merasa sakit dengan apa yang dilakukan anak-anakku pada aku. Mereka memenjarakan aku, meninggalkan aku, lalu melupakan aku. Betapa aku menangis sesengukan ketika tahu aku di block oleh Ardi dan Nabila dari akun instagramnya. Aku menangis bermalam-malam, berhari-hari membandingkan segala yang telah aku perbuat pada mereka selama hidupku. Aku merasa telah berbuat terlalu banyak sehingga sakit hati diperlakukan begini. Ya Rabb...benar juga aku belum ikhlas...aku masih bersandar pada selain Allah. Aku masih berharap ada ucapan terima kasih, ada balasan seimbang dari amalku terhadap mereka. Ampuni aku ya Allah... 

Tiada keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa memang Allah-lah yang menguasai segala-galanya; mutlak, tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai. Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, "Faalhamaha fujuraha wataqwaaha", "Dan sudah diilhamkan di hati manusia untuk memilih mana kebaikan dan mana keburukan". 

Potensi baik dan potensi buruk telah diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salahkan siapapun andaikata kita termasuk berkelakuan buruk dan terpuruk, kecuali dirinyalah yang memilih menjadi buruk, naudzubillah. 

Padahal, semua yang kita sandari sangat mudah bagi Allah (mengatakan ‘sangat mudah’ juga ini terlalu kurang etis), atau akan ‘sangat mudah sekali’ bagi Allah mengambil apa saja yang kita sandari. Namun, andaikata kita hanya bersandar kepada Allah yang menguasai setiap kejadian, "laa khaufun alaihim walahum yahjanun’, kita tidak pernah akan panik, Insya Allah. (kutipan ceramah AA Gym).

Adalagi hal-hal penting yang aku catat dari isi ceramah beliau. Bila hidup di dunia ingin tenang dan bahagia kita harus mampu menjaga dan menata hati, karena efek yang akan tampak bila kita sudah mampu menata hati akan sangat jelas terlihat, dalam segi apapun. Dibawah ini akan aku salin dari isi ceramah beliau yang aku dapat dari sebuah blog di google “ceramahcenter”, mirip bahkan sama banget isinya dengan yang aku tonton di I News TV. 

“Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.

Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.

Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.

Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.

Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga.

Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya.

Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.

Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan.

Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.

Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram.

Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.

Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?

Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. 

Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.

Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).

Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam [91] : 9 – 10).

Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah” 

Ya Rabb...aku ingin dan berharap terus bisa menata hati sebaik-baiknya. Tolong aku ya Allah...!

Hati yang tertata bersih dan bersinar


Tuesday, May 15, 2018

MARAHABAN YA RAMADHAN

Marhaban Ya Ramadhan

Saudaraku.
Kalau Maghrib nanti hilal terlihat, maka dalam hitungan beberapa saat ke depan kita akan memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Fokuskanlah untuk ibadah! 
Sambutlah bulan suci ini dengan penuh bahagia. 
Karena ini merupakan karunia dari Allah Ta'ala.
Jangan lagi disibukkan dengan media-media sosialmu

Mushaf Al-Quran sudah menantimu, jangan kau acuhkan lagi seperti di bulan-bulan lainnya. 
Berusahalah untuk membacanya dengan mentadaburi maknanya. Dan berusahalah untuk bisa mengkhatamkannya. 
Saudaraku, kalau bukan di bulan Ramadhan ini kita tidak bisa mengkhatamkannya? Maka pada bulan apa lagi kita bisa mengkhatamkannya?? Padahal bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran.

Nabi ﷺ saja dimuroja'ah oleh Malaikat Jibril 'alaihissalam setiap malamnya.

Saudaraku, mari kita manfaatkan Ramadhan dengan sebaik-baik ibadah kepada Allah Ta'ala semata. .
Persiapkan tenaga kita, persiapkan mental kita, persiapkan harta kita, dan persiapkan seluruh kemampuan kita untuk menggapai ampunan dari Allah yang Mahapengampun.
Mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan ampunan-Nya kepada kita semua.

Syaikh 'Ali Hasan Al-Halaby hafizhahullah, mengatakan sebagian 'Ulama lainnya membolehkan ucapan:

بارك الله لكم في هذا الشهر

Semoga Allah memberkahi kalian semua di bulan ini. . Maka dari itu, Untukmu saudaraku, aku mengucapkan ,

بارك الله لكم في هذا الشهر
.
Semoga Allah memberkahi kalian semua di bulan ini. .
.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua dalam menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini. Menjadikan siangnya untuk puasa, shadaqoh, malamnya untuk Qiyamul lail, membaca Al-Qur'an dan juga yang lainnya..
Allahumma Aamiin. .
Ustadz Fuad Baraba Lc

Marhaban ya Ramadhan